DIAN FERDINAN T (RRA1C114005)
Disakarida dan Polisakarida
DISAKARIDA
Disakarida
terdiri atas dua monosakarida yang dihubungkan oleh suatu ikatan glikosidik,
ikatan kovalen yang terbentuk antara dua monosakarida melalui reaksi dehidrasi,
misalnya maltosa merupakan suatu disakarida yang dibentuk melalui penyatuan dua
molekul glukosa. Juga dikenal sebagai gula malto. Maltosa merupakan bahan untuk
pembuatan bir. Laktosa, gula yang ditemukan dalam susu, merupakan disakarida
lain, yang terdiri atas sebuah molekul glukosa yang berikatan dengan sebuah
molekul galaktosa. Disakarida yang paling banyak di alam adalah sukrosa, yaitu
gula yang sehari – hari kita konsumsi. Kedua monomernya adalah glukosa dan
fruktosa. Tumbuhan organ nonfotosintetik lainnya dalam bentuk sukrosa.
Disakarida
adalah karbohidrat yang tersusun dari 2 molekul monosakarida, yang dihubungkan
oleh ikatan glikosida. Ikatan glikosida terbentuk antara atom C 1 suatu
monosakarida dengan atom O dari OH monosakarida lain. Hidrolisis 1 mol
disakarida akan menghasilkan 2 mol monosakarida. Berikut ini beberapa
disakarida yang banyak terdapat di alam.
Salah
satu contoh reaksi pembentukan disakarida adalah sebagai berikut :
C6H12O6 + C6H12O6 C12H22O12 +
H2O
(monosakarida)
(disakarida)
Dalam reaksi tersebut di atas terjadi pelepasan air.
Beberapa jenis disakarida yang penting adalah laktosa, sukrosa, dan maltosa.
1.
Maltosa
Maltosa
adalah suatu disakarida dan merupakan hasil dari hidrolisis parsial tepung
(amilum). Maltosa tersusun dari molekul α-D-glukosa dan β-D-glukosa.
Dari
struktur maltosa, terlihat bahwa gugus -O- sebagai penghubung antarunit yaitu
menghubungkan C 1 dari α-D-glukosa dengan C 4 dari β-D-glukosa. Konfigurasi
ikatan glikosida pada maltosa selalu α karena maltosa terhidrolisis oleh
α-glukosidase. Satu molekul maltosa terhidrolisis menjadi dua molekul glukosa.
Amilum terdiri dari 2 fraksi (dapat dipisah kan
dengan air panas):
1. Amilosa
a)
Larut dengan air
panas
b)
Mempunyai
struktur rantai lurus
2. Amilopektin
a)
Tidak larut
dengan air panas
b)
Mempunyai
struktur rantai bercabang
Peranan perbandingan amilosa dan amilo pektin
terlihat pada serelia; Contohnya beras, semakin kecil kandungan amilosa atau
semakin tinggi kandungan amilopektinnya, semakin lekat nasi tersebut. Pulut
sedikit sekali amilosanya (1-2%), beras mengandung amilosa > 2% Berdasarkan
kandungan amilosanya, beras (nasi) dapat dibagi menjadi 4 golongan:
a)
Amilosa tinggi
25-33%
b)
Amilosa menengah
20-25%
c)
Amilosa rendah
9-20%
d)
Amilosa sangat
rendah < 9%
2.
Sukrosa
Sukrosa
terdapat dalam gula tebu dan gula bit. Dalam kehidupan sehari-hari
sukrosa dikenal dengan gula pasir. Sukrosa tersusun oleh molekul glukosa dan
fruktosa yang dihubungkan oleh ikatan 1,2 –α.
Struktur sukrosa
|
Sukrosa
terhidrolisis oleh enzim invertase menghasilkan α-D-glukosa dan β-D-fruktosa.
Campuran gula ini disebut gula inversi, lebih manis daripada sukrosa.
Jika
kita perhatikan strukturnya, karbon anomerik (karbon karbonil dalam
monosakarida) dari glukosa maupun fruktosa di dalam air tidak digunakan untuk
berikatan sehingga keduanya tidak memiliki gugus hemiasetal.
Akibatnya,
sukrosa dalam air tidak berada dalam kesetimbangan dengan bentuk aldehid atau
keton sehingga sukrosa tidak dapat dioksidasi. Sukrosa bukan merupakan gula
pereduksi.
3.
Laktosa
Laktosa
adalah komponen utama yang terdapat pada air susu ibu dan susu sapi. Laktosa
tersusun dari molekul β-D-galaktosa dan α-D-glukosa yang dihubungkan oleh
ikatan 1,4'-β.
Hidrolisis
dari laktosa dengan bantuan enzim galaktase yang dihasilkan dari pencernaan,
akan memberikan jumlah ekivalen yang sama dari α-D-glukosa dan β-D-galaktosa.
Apabila enzim ini kurang atau terganggu, bayi tidak dapat mencernakan susu.
Keadaan ini dikenal dengan penyakit galaktosemia yang biasa menyerang bayi.
Contoh Disakarida
Ikatan dan Sifat
Perhatikan beberapa disakarida yang mungkin ketika
monosakarida berikatan satu sama lain, karena ikatan glikosidik dapat dibentuk
antara kelompok hidroksil pada komponen gula. Sebagai contoh, dua molekul
glukosa dapat bergabung untuk membentuk maltosa, trehalosa, atau selobiosa.
Meskipun disakarida ini dibuat dari komponen gula yang sama, molekul mereka
berbeda dengan sifat kimia dan fisik yang berbeda satu sama lain.
Klasifikasi Disakarida
Ada
dua jenis Disakarida. Mereka seperti yang digambarkan di bawah ini
1. Disakarida yang mengalami Pengurangan : Dalam jenis
disakarida ini, gula pereduksi adalah unit ‘hemiasetal’ bebas. Hemiasetal
adalah senyawa yang berasal berturut-turut dari aldehid dan keton. Aldehida
adalah senyawa organik. Gugus fungsi ini, dengan struktur R-CHO, terdiri dari
pusat karbonil terikat pada hidrogen dan gugus R. -CHO disebut gugus aldehid
atau formil. Banyak wewangian adalah aldehida. Keton juga senyawa organik
dengan struktur RC (= O) R ‘di mana C = O adalah kelompok keton. Contoh
disakarida dengan pengurangan ini adalah maltosa dan Selobiosa.
2. Disakarida Non-pengurangan: Pada tipe ini,
monosakarida memiliki satuan hemiasetal bebas. Contoh disakarida
non-pengurangan adalah sukrosa dan Trehalosa.
Peran Disakarida dalam Kesehatan
Manusia
Terlalu banyak disakarida menyebabkan lonjakan gula
darah dan menyebabkan penyakit yang disebut “Diabetes”. Namun, beberapa jenis
disakarida yang digunakan karena mereka menyebabkan lonjakan gula darah lebih
sedikit dan lebih disukai oleh pasien ‘diabetes tipe 2 ‘ . mis, Maltosa. Sementara
molekul glukosa masih ada, mereka cenderung menciptakan lonjakan kurang dari
kadar gula darah dan diserap ke dalam tubuh lebih mudah daripada gula meja
biasa. Tapi, terlalu banyak dari disakarida yang lebih aman ini dapat
menyebabkan diare.
POLISAKARIDA
Polisakarida adalah makromolekul, polimernya dihubungkan dengan ikatan
glikosidik. Beberapa polisakarida berfungsi sebagai materi simpanan atau
cadangan yang nantinya diperlukan sebagai dihidrolisis untuk menyediakan gula bagi
sel. Polisakarida lain berfungsi sebagai materi pembangun (penyusun) untuk
struktur yang melindungi sel atau keseluruhan organisme.
Dalam setiap gram karbohidrat yang terpakai oleh
jaringan akan menghasilkan 4,1 kalori. Karbohidrat dapat disimpan dalam tubuh,
yaitu dalam hati, otot, dan sebagian kecil dalam darah. Apabila dalam makanan
kita kekurangan karbohidrat maka darah akan bersifat asam atau acidosis.
Fungsi Polisakarida
Beberapa polisakarida berfungsi sebagai bentuk
penyimpan bagi monosakarida dan yang lainnya berfungsi sebagai unsur struktural
di dalam dinding sel dan jaringan pengikat. Glikogen dan pati merupakan
polisakarida simpanan yang terdapat pada tumbuhan dan manusia sedangkan
selulosa merupakan polisakarida strukural yang berfungsi sebagai tulang semu
bagi tumbuhan. Pati dan glikogen dihidrolisa di dalam saluran pencernaan
oleh amilase, sedangkan selulosa tidak dapat dicerna. Namun, selulosa mempunyai
peran penting bagi manusia karena merupakan sumber serat dalam makanan manusia.
Jenis-jenis Polisakarida
A. Pati
Pati adalah polisakarisa simpanan yang terdapat pada
tumbuhan. Hampir semua sel tanaman mampu menghasilkan pati. Pati banyak
terdapat dalam golongan umbi seperi kentang dan pada biji-bijian seperti
jagung. Pati mengandung dua jenis polimer glukosa yaitu, α-amilasi (amilosa)
dan amilopektin. Amilosa merupakan polisakarida linear dari rantai unit-unit
D-glukosa yang panjang, tidak bercabang yang dihubungkan oleh ikatan α
(1-4)-glukosida dengan berat molekul yang bervariasi. Amilopektin memiliki
berat molekul yang tinggi, memiliki banyak cabang, yang terdiri dari beberapa
unit glukosa berantai lurus. Unit tersebut dihubungkan oleh ikatan glikosidik
pada ikatan α (1-4) tetapi titik percabangannya merupakan ikatan α (1-6).
Amilosa memberi warna biru dengan adanya iodium sedangkan amilopektin akan
menghasilkan warna jingga sampai merah bila ditambahkan larutan iodium.
B. Glukogen
Glikogen adalah polisakarisa simpanan pada hewan dan
manusia. Strukturnya serupa dengan amilopektin, namun jumlah percabangannya
lebih banyak. Glikogen bercabang dari D-glukosa dalam ikatan α (1-4) dan ikatan
pada percabangannya adalah α (1-6). Glikogen banyak diemukan di dalam hati dan
urat daging.
C. Selulosa
Selulosa atau polisakarida struktur adalah
polisakarida yang banyak terdapat dalam tumbuhan, terutama pada bagian dinding
sel. Selulosa berfungsi untuk menjaga strukur sel tersebut. Selulosa berupa rantai
lurus homopolisakarida yang disusun oleh unit-unit D-glikopiranosa melalui
ikatan β (1-4)-glikosida. Selulosa tidak dapat dipecahkan oleh α atau β-amilase
dan tidak dapat dicerna oleh vertebrata kecuali oleh hewan ruminan (seperti
sapi, kambing, dan domba) yang mengandung bakteri penghasil selulosa. Bakteri
selulosa ini dapat memecahkan selulosa menjadi D-glukosa sehingga dapat
digunakan sebagai makanan pada organisme tingkat tinggi lainnya.
Permasalahan :
Hidrolisis
dari laktosa dengan bantuan enzim galaktase yang dihasilkan dari pencernaan,
akan memberikan jumlah ekivalen yang sama dari α-D-glukosa dan β-D-galaktosa.
Lantas adakah hubungannya dengan keadaan yang dikenal dengan penyakit
galaktosemia yang biasa menyerang bayi. Jika ada apa? Dan jelaskan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar