DIAN FERDINAN T(RRA1C114005)
MONOSAKARIDA DAN PENENTUAN STEREOKIMIA
Monosakarida (dari Bahasa Yunani mono: satu, sacchar: gula) adalah senyawa karbohidrat dalam bentuk gula yang
tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih sederhana. Beberapa
monosakarida mempunyai rasa manis. Sifat umum dari monosakarida adalah larut air, tidak berwarna, dan berbentuk padatkristal.Contohdarimonosakaridaadalah glukosa (dextrosa), fruktosa (levulosa), galactosa, xylosa danribosa. Monosakarida merupakan senyawa pembentuk disakarida (seperti sukrosa) dan polisakarida (sepertiselulosa dan amilum).
Monosakarida digolongkan berdasarkan jumlah atom karbon yang dikandungnya (triosa, tetrosa,pentosa, heksosa, dan heptosa) dan gugus aktifnya, yang bisa berupa aldehida atau keton.
Ini kemudian bergabung, menjadi misalnya aldoheksosa dan ketotriosa.
Selanjutnya, tiap atom karbon yang mengikat gugus hidroksil (kecuali
pada kedua ujungnya) bersifat optik aktif, sehingga menghasilkan beberapa karbohidrat yang berlainan meskipun struktur dasarnya sama. Sebagai contoh, galaktosa adalah aldoheksosa, namun memiliki sifat yang berbeda dari glukosa karena atom-atomnya disusun berlainan.
B. Ciri – Ciri
Monosakarida
1) Kristal
monosakarida tidak berwarna dan larut dalam air tetapi tidak larut dalam
pelarut non polar.
2) Umumnya
monosakarida berasa manis.
3) Susunan
atom pada monosakarida tidak bercabang.
4) Satu atom
dari atom karbon membentuk ikatan ganda dengan atom oksigen membentuk gugus
karbonil.
5) Bila
gugus karbonil ini membentuk pada ujung rantai karbon, monosakarida ini
memiliki aldehid sehingga disebut aldosa, dan apabila gugus karbonil terbentuk
pada atom karbon yang lain, monosakarida ini adalah suatu keton dan disebut
ketosa.
6) Diantara
monosakarida glukosa (aldosa) dan fruktosa (ketosa) adalah yang paling banyak
terdapat dialam.
7) larutannya
bersifat optis aktif.
8) larutan
monosakarida yg baru dibuat mengalami perubahan sudut putaran disebut
mutarrotasi.
9) semua
monosakarida merupakan reduktor sehingga disebut gula pereduksi
C. Macam – Macam
Monosakarida
Monosakarida biasanya
memiliki tiga sampai sembilan atom karbon, dan berdasarkan jumlah atom karbon
penyusunnya, monosakarida dibedakan alas triosa, tetrosa, pentosa, heksosa,
heptosa, oktosa, dan nonosa. Jadi, triosa adalah monosakarida yang mempunyai
tiga atom karbon. Monosakarida yang paling banyak ditemukan di alam adalah
pentosa dan heksosa. Meskipun demikian, triosa, beberapa tetrosa, dan beberapa
heptosa juga berperanan penting dalam metabolisme hewan, manusia, dan tanaman.
Sebagian besar
monosakarida dikenal sebagai heksosa, karena terdiri atas 6-rantai atau cincin
karbon. Atom-atom hidrogen dan oksigen terikat pada rantai atau cincin ini
secara terpisah atau sebagai gugus hidroksil (OH). Ada tiga jenis heksosa yang
penting dalam ilmu gizi, yaitu glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Ketiga
macam monosakarida ini mengandung jenis dan jumlah atom yang sama, yaitu 6
atom karbon, 12 atom hidrogen, dan 6 atom oksigen. Perbedaannya hanya terletak
pada cara penyusunan atom-atom hidrogen dan oksigen di sekitar atom-atom karbon.
Perbedaan dalam susunan atom inilah yang menyebabkan perbedaan dalam tingkat
kemanisan, daya larut, dan sifat lain ketiga monosakarida
tersebut. monosakarida yang terdapat di alam pada umumnya terdapat dalam
bentuk isomer dekstro (D). gugus hidroksil ada karbon nomor 2 terletak di
sebelah kanan. Struktur kimianya dapat berupa struktur terbuka atau struktur
cincin. Jenis heksosa lain yang kurang penting dalam ilmu gizi adalah manosa.
Monosakarida yang mempunyai lima atom karbon disebut pentosa, seperti ribosa
dan arabinosa.
Berikut macam-macam
monosakarida : dengan ciri utamanya memiliki jumlah atom C berbeda-beda :
1) Triosa
( C3) : Gliserosa, Gliseraldehid, Dihidroksi aseton
2) Tetrosa
(C4) : threosa, Eritrosa, xylulosa
3) Pentosa
(C5) : Lyxosa, Xilosa, Arabinosa, Ribosa, Ribulosa
4) Hexosa
(C6) : Galaktosa, Glukosa, Mannosa, fruktosa
5) Heptosa
(C7) : Sedoheptulosa
~ Aldosa (mis: Glukosa) memiliki gugus aldehid pada salah satu ujungnya.
~ Ketosa (mis: Fruktosa) biasanya memiliki gugus keto pada atom C2
Bentuk Cincin Monosakarida
Gugus
karbonil aldehid bersifat reaktif dan dengan mudah mengalami
nukleifilik yang diambil oleh atom oksigen dari gugus hidroksil untuk
menghasilkan hemiasetal. Gugus hidroksil hemiasetal dapat bereaksi lebih
jauh (dengan kondensasi) dengan gugus hidroksil dari alkohol
menghasilkan acetal. Reaksi gugus karbonil ketosa hampir sama.
Bentuk
hemiasetal dapat terjadi dalam gula molekul aldosa atau ketosa yang
sama dimana karbonil fungsional bereaksi dengan salah satu gugus
hidroksilnya. Hasilnya adalah enam-anggota cincin gula yang disebut piranosa.
Dalam hal ini atom oksigen dari gugus hidroksil pada C-5 untuk bereaksi
membentuk cincin, C-5 harus berotasi untuk membawa atom oksigennya ke
atas/naik. Rotasi ini mem-bawa gugus hidroksimetil (C-6) ke posisi di
atas cincin. Gambar cincin D-glukopiranosa di bawah ini menunjukkan
proyeksi Haworth.
Gula dapat juga membentuk lima-anggota cincin yang disebut dengan furanosa, namun jarang terjadi.Ketika
atom karbon dari gugus karbonil terlibat dalam formasi cincin, untuk
menjadi hemiasetal (piranosa atau furanosa), ia menjadi kiral. Dengan
gula-D konfigurasi yang memiliki gugus hidroksil di bawah cincin disebut
dengan bentuk alpha.
Pembentukan Hemiasetal dan Hemiketal
Aldehid dan keton dapat bereaksi dengan alkohol membentuk hemiasetal dan hemiketal.
Hemiasetal dan hemiketal sikliks terbentuk jika gugus keton atau aldehid dan alkohol terbentuk dalam 1 molekul
Contoh : 4-Hidroksipentanal
Monosakarida mempunyai
gugus karbonil (keton/aldehid) dan gugus hidroksil dalam tiap
molekulnya. Oleh karena itu monosakarida dapat membentuk hemiasetal atau
hemiketal sikliks.misalnya: glukosa dan fruktosa.
Pembentukan Cincin Piranosa
Pembentukan Cincin Furanosa
Stereokimia Monosakarida
Berdasarkan stereokimia, monosakarida terbagi
menjadi beberapa golongan.Stereokimia adalah studi mengenai susunan spasial
dari molekul. Salah satu bagian dari stereokimia adalah stereoisomer.
Stereoisomer mengandung pengertian:
1) memiliki
kesamaan order dan jenis ikatan
2) memiliki
perbedaan susunan spasial
3) memiliki
perbedaan properti (sifat).
Struktur glukosa atau karbohidrat yang lain dapat
digambarkan dalam tiga bentuk stereokimia:
1) Proyeksi
Fischer (rantai lurus/linier)
2) Struktur
Haworth (siklik/cincin sederhana)
3) konformasi
kursi
Namun para kimiawan sering menggambarkan struktur
monosakarida siklik menggunakan proyeksi Haworth bukan proyeksi Fischer.
Proyeksi Haworth dan Proyeksi Fischer
Proyeksi Haworth tidak
menggambarkan yang sesungguhnya karena cincin piranosa yang
sesungguhnya membentuk kursi seperti sikloheksana tidak datar. Meski
demikian proyeksi ini digunakan secara luas.
Proyeksi Fischer ~> Proyeksi Haworth :
Gugus Hidroksil yang
ada dikanan pada proyeksi Fischer digambarkan dibawah pada proyeksi
Haworth dan sebaliknya. Untuk gula D gugus -CH2OH ujung selalu digambarkan diatas, gula L sebaliknya.
Enantiomer merupakan pasangan dari stereoisomer.
Dalam hal ini terdapat aturan yaitu:
1) Diberi awalan
D dan L
2) Keduanya
merupakan gambar cermin yang tak mungkin saling tumpang tindih.
Notasi D Vs L
Notasi D dan L dilakukan karena adanya atom C dengan konfigurasi asimetris seperti pada gliseraldehida.
PERMASALAHAN:
Ada tiga jenis heksosa yang
penting dalam ilmu gizi, yaitu glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Dari ketiga heksosa di atas dapatkah anda jelaskan apa perbedaan dan kegunaan masing- masing heksosa tersebut. Dan mengapa hanya ketiga heksosa tersebut yang paling dibutuhkan tubah, apakah itu berarti heksosa lain tidak penting? Mohon Bantuannya :-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar