Senin, 01 Februari 2016








PENGGOLONGAN SENYAWA ORGANIK DAN DASAR-DASAR REAKSI ORGANIK





PENDAHULUAN

Senyawa organik terlibat dalam tiap segi kehidupan, dan banyak manfaatnya dalam kehidupan manusia sehari-hari. Ada diantaranya yang berwujud bahan makanan, bahan sandang, obat-obatan, kosmetik, dan berbagai jenis plastik. Bahkan dalam tubuhpun banyak terdapat sejumlah senyawa organik dengan fungsi yang beragam pula.
Senyawa organik hanya mewakili satu jenis senyawa kimia, yaitu yang mengandung satu atom karbon atau lebih. Kimia organik barangkali lebih baik didefinisikan  sebagai  kimia  senyawa  yang  mengandung  karbon.  Meskipun penggolongan seperti ini agak terbatas, fakta menunjukkan bahwa senyawa yang mengandung atom karbonlah yang banyak terdapat di muka bumi ini. Fakta ini adalah akibat dari kemampuan atom karbon membentuk ikatan dengan atom karbon lain. Jika sifat khas ini dibarengi dengan kemampuan atom karbon membentuk empat ikatan dalam ruang tiga dimensi, maka berbagai susunan atom dapat terjadi. Saat ini jutaan senyawa organik telah ditentukan cirinya, dan setiap tahun puluhan ribu zat baru ditambahkan ke dalam daftar ini, baik  sebagai hasil penemuan di alam, ataupun sebagai hasil pembuatan di laboratorium.
Karbon adalah suatu unsur utama penyusun jasat hidup ini sehingga atom karbon menjadi tulang punggung pembentuk senyawa yang beraneka ragam. Mengapa karbon dapat membentuk senyawa-senyawa yang begitu banyak, dimana hal ini tidak ditunjukkan  oleh  unsur  lain.  Karbon  memiliki  empat  elektron  di  kulit  terluarnya. Masing-masing   elektron   dapa disumbangka kepada   unsur-unsu lain   sehingga terpenuhi susunan elektroniknya, dan dengan elektron-elektron pasangan membentuk ikatan kovalen. Nitrogen, oksigen dan hidrogen adalah unsur-unsur yang dapat berikatan dengan karbon. Satu atom karbon dapat menyumbangkan paling banyak empat elektron untuk  dipasangkan  dengan  empat  elektron  dari  unsur  lain.  Sebagai  contoh  dalam molekul metana.







metana (CH4)

Atom karbon dapat dibedakan dengan atom lain yaitu pada kemampuan atom karbon  untuk  berpasangan  dengan  atom  karbon  lain  membentuk  ikatan  kovalen karbon-karbon. Fenomena tunggal inilah yang memberikan dasar-dasar kimia organik. Rangkaian atom-atom karbon beraneka ragam: linear, bercabang, siklik yang dikelilingi oleh atom hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Tidak banyak unsur lain yang memiliki empat elektron di kulit terluar yang bersifat seperti atom karbon. Hanya silikon yang mirip dengan atom karbon, artinya dapat membentuk ikatan kovalen dengan unsur-unsur lain. Seperti SiO2yang melimpah. Senyawa ini sangat stabil, tetapi silikon bukan unsur penyusun jasat hidup.


PENGGOLONGAN SENYAWA ORGANIK

Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menjumpai senyawa, baik senyawa organik maupun anorganik. Senyawa organik sangat banyak jenisnya, sehingga perlu adanya penggolongan senyawa organik. Penggolongan senyawa organik atau senyawa karbon dapat dilihat pada bagan:


Keterangan :

Senyawa siklik: senyawa yang mempunyai rantai karbon tertutup. Senyawa alifatik: senyawa yang mempunyai rantai karbon terbuka.
Senyawa homosiklik: senyawa siklik yang atom lingkarnya hanya tersusun oleh atom karbon.
Senyawa heterosiklik : senyawa siklik yang atom lingkarnya, selain tersusun dari atom

C (karbon) juga tersusun oleh atom lain, misalnya : O, N, dan S. Senyawa polisiklik: senyawa yang mempunyai lebih dari dua struktur lingkar atom
karbon.



Senyawa alisiklik : senyawa siklik yang mempunyai sifat-sifat seperti senyawa alifatik. Senyawa  aromatik  :  senyawa  siklik  yang  tersusun  oleh  beberapa  atom  karbon
membentu seg lima,   seg ena secara   beraturan   dan mempunyai ikatan rangkap yang terkonjugasi dengan ketentuan : tiap atom dalam cincin harus mempunyai orbital p yang tersedia untuk  pengikatan,  bentuk  cincin  harus  datar,  harus  terdapat (4n+2) elektron  Ï€ dalam cincin itu (aturan Huckel)

PENGGOLONGAN SENYAWA KARBON






SIKLIK                                                 ALIFATIK






HOMOSIKLIK


HETEROSIKLI




K
 
POLISIKLIK



Alken CnH2n






ALISIKLIK

Con


MATIK

Con





Con





Cont


Alkuna

Alkohol    R-OH Eter         R-O-R

Aldehid



Keton


Asam Karboksilat



Ester



ARO
 



Asil halida




Amida



Amina          R-NH2




DASAR-DASAR REAKSI ORGANIK Tipe Reaksi Organik
Reaksi-reaksi senyawa organik digolongkan dalam beberapa tipe, yaitu:

1.   Reaksi substitusi

a.   Reaksi substitusi nukleofilik unimolekuler (SN1)

b.   Reaksi substitusi nukleofilik bimolekuler (SN2)

c.   Reaksi substitusi nukleofilik internal (SNi)

d.   Reaksi substitusi elektrofilik (SE)

2.   Reaksi adisi

a.   Reaksi anti adisi b.   Reaksi sin adisi
3.   Reaksi eliminasi

a.   Reaksi eliminasi a (eliminasi 1,1)

b.   Reaksi eliminasi b (eliminasi 1,2)

4.   Reaksi penataan ulang (rearrangement)

5.   Reaksi radikal.



Aspek-aspek dasar dalam reaksi senyawa organik

Pemutusan ikatan

Proses pemutusan ikatan terjadi dengan dua cara, yaitu:

1. Pemutusan homolisis, yaitu pemutusan ikatan dimana masing-masing atom membawa elektron dalam jumlah yang sama (simetris), sehingga membentuk radikal. Radikal bebas bersifat sementara dan sangat reaktif, sehingga cepat bergabung membentuk molekul  kembali.  Pemutusan homolisis  terjadi  karenadanyenergi  panas  atau cahaya



Contoh :

Cl2  dapat  digambarkan  Cl   Cl,  atau  Cl  Cl,  pemutusan  homolisis  dapat digambarkan sebagai berikut:

           






2. Pemutusan heterolisis

Pemutusan  heterolisis  terjadi  apabila  hanya  salah  satu  atom  yang  membawa elektron, sedangkan atom yang lain tidak membawa elektron (asimetris). Atom yang membawa sepasang elektron akan bermuatan negatif, sedangkan atom yang tidak membawa elektron bermuatan positif. Pemutusan heterolisis molekul AB dapat terjadi dalam dua cara, yaitu:
a.   Jika elektronegativitas A lebih besar dari B, pemutusan heterolisis dapat digambarkan 

b. Jika elektronegativitas B lebih besar dari A, pemutusan heterolisis dapat


digambarkasebagai berikut:

                       







Karbonium (karbokation) dan karbanion (karboanion)

Pemutusan heterolisis ikatan C-X senyawa karbon dapat terjadi dengan dua cara:


b e r a r t i
atom
C
memiliki
o r b i t a l
kosong)



 
1.   Apabila  elektronegativitas  X  lebih  besar  dari  C,  maka  akan  terjadi karbonium (struktur dimana atom C memiliki muatan formal +1, hal ini

                                         





R adalah   atom hidrogen, gugus alkil atau fenil, sedangkan X adalah unsur halogen (Cl, Br, I).
2. Apabila elektronegativitas X lebih kecil dari C, maka akan terjadi karbanion ( struktur dimana atom C memiliki muatan formal –1, hal ini berarti atom C memiliki orbital isi dua)
                                       



Nukleofidaelektrofil
Pada proses heterolisis akan terjadi nukleofil dan elektrofil.

a. Nukleofil adalah spesies (atom / ion/ molekul) yang kaya elektron, sehingga dia tidak suka akan elektron tetapi suka akan nukleus (inti yang kekurangan elektron).
Contoh nukleofil:     
      



b. Elektrofil adalah spesies (atom / ion / molekul) yang kekurangan elektron, sehingga ia suka akan elektron.
Contoh elektrofil:

                                         



Menurut konsep asam basa Lewis nukleofil adalah suatu basa, sedangkan elektrofil adalah suatu asam. Reaksi senyawa karbon pada dasarnya adalah reaksi antara suatu nukleofil dengan suatu elektrofil.


Reaksi Substitusi



Reaksi substitusi terjadi apabila sebuah atom atau gugus yang berasal dari pereaksi menggantikan sebuah atom atau gugus dari molekul yang bereaksi. Reaksi substitusi dapat terjadi pada atom karbon jenuh atau tak jenuh.
                         









1. Reaksi substitusi nukleofilik

Pada reaksi substitusi nukleofilik atom/ gugus yang diganti mempunyai elektronegativitas lebih besar dari atom C, dan atom/gugus pengganti adalah suatu nukleofil, baik nukleofil netral atau nukleofil yang bermuatan negatif.

                           




Reaktivitas relatif dalam reaksi substitusi nukleofilik dipengaruhi oleh reaktivitas nukleofil, struktur alkilhalida dan sifat dari gugus terlepas. Reaktivitas nukleofil dipengaruhi oleh basisitas, kemampuan mengalami polarisasi, dan solvasi.





2. Reaksi substitusi elektrofilik

Benzena memiliki rumus molekul C6H6, dari rumus molekul tersebut seyogyanya benzena termasuk golongan senyawa hidrokarbon tidak jenuh. Namun ternyata benzena mempunyai sifat kimia yang berbeda dengan senyawa hidrokarbon tidak jenuh. Beberapa  perbedaan sifat  benzena dengasenyawa hidrokarbon tidak jenuh adalah diantaranya bahwa benzena tidak mengalami reaksi adisi melainkan mengalami reaksi substitusi. Pada umumnya reaksi yang terjadi terhadap molekul benzena adalah reaksi substitusi elektrofilik, hal ini disebabkan karena benzena merupakan molekul yang kaya elektron
Ada 4 macam reaksi substitusi elektrofilik terhadap senyawa aromatik, y                 a                 i                 t                 u                 :
                               








Reaksi Adisi

Reaksi adisi terjadi pada senyawa tak jenuh. Molekul tak jenuh dapat menerima tambahan atom atau gugus dari suatu pereaksi. Dua contoh pereaksi yang mengadisi pada ikatan rangkap adalah brom dan hidrogen. Adisi brom biasanya merupakan reaksi cepat, dan sering dipakai sebagai uji kualitatif untuk mengidentifikasi ikatan rangkap  dua  atau  rangkap  tiga.  Reaksi  adisi  secarumum  dapat  digambarkan sebagai berikut:



                         




1.   Adisi elektrofilik

Tahap reaksi adisi elektrofilik adalah:

-  Tahap 1: serangan terhadap elektrofil E+yang terjadi secara lambat,

                                           




-  Tahap 2 : serangan nukleofil terhadap karbonium,

                                                 




Sebagai  contoh  apabila  etena  bereaksi  dengan  HBr  ,  mekanisme  reaksi mengikuti langkah sebagai berikut:
                                           










2.   Adisi nukleofilik

Tahap reaksi adisi nukleofilik adalah:



                     






Adisi nukleofilik ini khusus untuk HX terhadap senyawa C = C Z, dimana Z adala CHO,   COR,   COOR,   CN,   NO2,   SO2R,   gugu ini   mendominasi delokalisasi elektron pada senyawa intermediet.
Contoh: bagaimana mekanisme reaksi : CH2=CH-CH=O + Nu- + HZ?

                   





Dari resonan 1 :

                                 




Dari resonan 2:

                                 








Reaksi Eliminasi



Reaksi eliminasi adalah kebalikan dari reaksi adisi. Dalam reaksi ini terjadi penghilangan 2 atom atau gugus untuk membentuk ikatan rangkap atau struktur siklis.
Kebanyakan reaksi eliminasi menyangkut kehilangan atom bukan karbon.

1.   Reaksi eliminasi b

Bila alkilhalida yang mempunyai atom Hb direaksikan dengan basa kuat, akan terjadi reaksi eliminasi dan terbentuk alkena.
                       




Karena proton yang dihilangkan terletak pada kedudukan b terhadap halogen, maka reaksi ini disebut eliminasi b. Bila X adalah halogen, maka reaksi ini disebut dehidrohalogenasi.  Eliminasi  dapat pula terjadi  bila  X  adalah  gugus lepas yang baik, misalnya –OSO2R, -SR2 dan -SO2R.
Sebagai contoh:

                               





2.   Eliminasi a

Reaksi eliminasi a terjadi jika 2 atom atau gugus yang dihilangkan berasal dari atom karbon yang sama. Misalnya t-butoksida akan menghilangkan proton dari tribromometan (bromoform). Selanjutnya tribromo karbanion akan kehilangan ion bromida, sehingga terbentuk dibromokarbena, suatu intermediet yang sangat reaktif, yang dapat ditangkap (trapped) dengan sikloheksena.
               









REAKSI PENATAAN ULANG


Reaks penataa ulang   dapat   berlangsung   melalu intermediet terutama kation-kation, anion-anion atau radikal-radikal. Sebagai contoh adalah penataan ulang yang melibatkan karbokation, kation 1-propilium dapat mengalami penataan ulang menjadi kation 2-propilium, yaitu dengan perpindahan satu atom hidrogen dengan pasangan elektronnya (geseran hidrida) dari C2 ke karbon C1 karbokationiknya.

       



Hal ini merupakan petunjuk bahwa kemantapan karbokation sekunder lebih besar daripada primer, tetapi geseran dalam arah yang berlawanan dapat berlangsung, asalkan dimungkinkan untuk mencapai kemampuan delokalisasi yang labih besar pada sistem orbital p suatu cincin benzena. Berikut ditunjukkan terjadinya penataan ulang dari karbokation tersier ® sekunder.




Di sini terlihat adanya peluang untuk terjadinya penataan ulang yang lebih menarik dalam kation terdelokalisasi, misalnya penataan ulang pada sistem alilik. Sebagai contoh adalah dalam reaksi solvolisis SN1 dari 3-kloro-1-butena dalam etanol (EtOH).





Setelah terbentuknya karbokation, penyerangan oleh EtOH dapat terjadi pada C1 dan

C2, dan ternyata diperoleh campuran dari kedua eter tersebut.

   





REAKSI RADIKAL

Reaksi-reaksi yang melibatkan radikal amat banyak terjadi dalam bentuk gas, pembakaran senyawa organik hampir selalu merupakan reaksi radikal. Reaksi radikal juga dapat berlangsung dalam larutan, terutama jika dilakukan dalam pelarut nonpolar, sertterkatalisis  oleh  cahaya  atau  terjadi  penguraian  serentak  zat-zat  kimia  yang diketahui akan menghasilkan radikal itu sendiri, yakni peroksida organik. Ciri khas lain untuk reaksi radikal adalah bahwa begitu mulai terjadi, reaksi akan berjalan amat cepat akibat berlangsungnya reaksi-rantai-cepat yang hanya sedikit memerlukan energi, misalnya pada halogenasi alkana:




Dalam hal ini, radikal yang diperoleh secara fotokimia yaitu atom brom (Br.) reaksinya dengan substrat netral R-H akan menghasilkan R.. Radikal ini bereaksi lebih lanjut dengan suatu molekul netral Br2, dan akan menghasilkan Br. Lagi, daur ini berlangsung terus menerus tanpa perlu Br. baru lagi.

Merupakan ciri khas pula bahwa reaksi radikal semacam ini dapat dihambat dengan adanya pemasukan suatu bahan yang dapat bereaksi dengan radikal, misalnya fenol, kinon, difenilamina. Bahan-bahan ini dapat dipakai untuk menghentikan suatu reaksi  radikal  yantengah  berlangsung,  sehingga  bahan  ini  disebut penghenti/terminator.




PERTANYAAN

1. Benzena memiliki rumus molekul C6H6, dari rumus molekul tersebuseyogyanya benzena termasuk golongan senyawa hidrokarbon tidak jenuhNamun ternyata benzena mempunyai sifat kimia yang berbeda dengan senyawa hidrokarbon tidak jenuh yaitu, benzentidak mengalami reaksadisi melainkan mengalami reakssubstitusi. Apa yang menyebabkan terjadinya hal tersebut?


2. Apa yang menyebabkan terjadinya kabokation dan karboanion?


6 komentar:

  1. Hai Ferdinan
    Saya ERIKA SIMARE MARE,NIM RRA1C114001 akan mencoba membantu menjawab pertanyaan yang nomor 2.
    Berdasarkan sumber bacaan saya di internet jawaban singkat yang saya dapat yaitu Karbonium (karbokation) dan karbanion (karboanion)
    Pemutusan heterolisis ikatan C-X senyawa karbon dapat terjadi dengan dua cara:
    1. Apabila elektronegativitas X lebih besar dari C, maka akan terjadi karbonium (struktur dimana atom C memiliki muatan formal +1, hal ini berarti atom C memiliki orbital kosong) R adalah atom hidrogen, gugus alkil atau fenil, sedangkan X adalahunsur halogen (Cl, Br, I).
    2. Apabila elektronegativitas X lebih kecil dari C,maka akan terjadi karboanion (struktur dimana atom C memiliki muatan formal -1,hal ini berarti atom C memiliki orbital isi 2)

    Semoga Membantu

    BalasHapus
  2. saya RATIA FATMIE WILANDA, NIM RSA1C114007 akan mencoba membantu menjawab pertanyaan nomor satu.
    Benzena merupakan senyawa tak jenuh (memiliki ikatan rangkap) yang lebih mudah mengalami reaksi substitusi daripada reaksi adisi. Hal ini terjadi karena adanya resonansi yang menyebabkan elektron pada senyawa benzena selalu berpindah-pindah.
    Ikatan rangkap merupakan kumpulan elektron. Jika suatu pereaksi, seperti bromin atau asam halida direaksikan dengan benzena, kumpulan elektron pada ikatan rangkap benzena akan terdelokalisasi ke ikatan tunggal sehingga ikatan tunggal tersebut berubah menjadi ikatan rangkap. Hal ini berlangsung terus-menerus sehingga menyulitkan terjadinya reaksi adisi.

    BalasHapus
  3. Nama saya Ririn Eka Yuliana dengan NIM RSA1C114012 akan mencoba menanggapi permasalahan dari ferdinan yang no 1.

    Menurut literatur alasan mengapa benzena sulit mengalamai reaksi adisi yaitu dikarenakan kestabilan cincin benzena secara kuantitatif dapat dilihat dari panas hidrogenasi dan pembakarannya. Dimana harga panas hidrogenasi dan pembakaran benzena lebih rendah daripada harga perhitungannya. Panjang ikatan karbon karbon pada benzena adalah sama dan merupakan intermediet dari panjang ikatan tunggal dan ikatan rangkap. Jadi ikatan karbon pada benzena sangat sulit terputus sehingga sangat tidak mudah mengalami reaksi adisi.

    Terimakasih semoga membantu ya :)

    BalasHapus