PENDAHULUAN
Senyawa
organik terlibat dalam tiap segi kehidupan, dan banyak manfaatnya
dalam kehidupan manusia sehari-hari. Ada diantaranya
yang berwujud bahan makanan,
bahan sandang, obat-obatan, kosmetik, dan berbagai jenis plastik. Bahkan dalam
tubuhpun banyak
terdapat sejumlah senyawa organik
dengan fungsi
yang beragam
pula.
Senyawa
organik hanya mewakili satu jenis senyawa kimia, yaitu yang mengandung satu atom karbon atau lebih. Kimia
organik barangkali lebih baik
didefinisikan sebagai
kimia
senyawa yang mengandung karbon. Meskipun
penggolongan seperti ini agak terbatas, fakta menunjukkan bahwa
senyawa yang mengandung atom karbonlah yang banyak terdapat di muka bumi ini. Fakta ini adalah
akibat dari kemampuan
atom karbon membentuk ikatan dengan
atom karbon lain. Jika sifat khas ini dibarengi dengan kemampuan atom karbon membentuk empat ikatan dalam ruang tiga
dimensi, maka berbagai susunan atom dapat terjadi. Saat ini jutaan
senyawa organik telah ditentukan cirinya, dan
setiap tahun
puluhan ribu
zat baru ditambahkan ke
dalam daftar ini, baik
sebagai hasil penemuan di alam, ataupun sebagai
hasil
pembuatan di
laboratorium.
Karbon
adalah suatu unsur
utama penyusun jasat
hidup ini sehingga atom karbon menjadi tulang punggung pembentuk senyawa yang beraneka ragam. Mengapa karbon
dapat membentuk senyawa-senyawa
yang begitu banyak, dimana hal ini tidak
ditunjukkan
oleh unsur
lain. Karbon
memiliki empat elektron di kulit terluarnya.
Masing-masing elektron dapat disumbangkan kepada
unsur-unsur lain sehingga
terpenuhi susunan
elektroniknya, dan
dengan elektron-elektron pasangan membentuk ikatan kovalen. Nitrogen, oksigen dan hidrogen adalah unsur-unsur yang dapat
berikatan dengan karbon. Satu atom karbon dapat menyumbangkan paling banyak empat elektron untuk dipasangkan dengan empat
elektron
dari
unsur lain. Sebagai
contoh dalam
molekul metana.
metana (CH4)
Atom karbon dapat dibedakan dengan atom lain yaitu pada kemampuan
atom karbon untuk
berpasangan dengan atom karbon lain
membentuk
ikatan
kovalen karbon-karbon. Fenomena tunggal inilah yang memberikan dasar-dasar kimia organik.
Rangkaian atom-atom karbon beraneka
ragam: linear, bercabang, siklik yang dikelilingi oleh atom hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Tidak banyak unsur lain yang memiliki
empat elektron di kulit terluar
yang
bersifat seperti atom karbon. Hanya silikon yang mirip
dengan atom karbon, artinya dapat membentuk ikatan kovalen dengan unsur-unsur lain. Seperti SiO2yang
melimpah. Senyawa ini sangat stabil, tetapi silikon bukan unsur penyusun jasat hidup.
PENGGOLONGAN SENYAWA ORGANIK
Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menjumpai senyawa, baik senyawa organik maupun anorganik. Senyawa
organik sangat banyak jenisnya, sehingga perlu
adanya penggolongan senyawa organik. Penggolongan senyawa organik atau
senyawa karbon dapat dilihat pada
bagan:
Keterangan :
Senyawa
siklik: senyawa yang mempunyai rantai karbon tertutup. Senyawa alifatik:
senyawa yang mempunyai rantai karbon terbuka.
Senyawa
homosiklik: senyawa siklik yang atom lingkarnya hanya tersusun oleh atom karbon.
Senyawa heterosiklik : senyawa siklik yang atom lingkarnya, selain tersusun dari atom
C (karbon) juga
tersusun oleh atom
lain, misalnya : O,
N, dan S. Senyawa polisiklik:
senyawa yang mempunyai lebih dari dua struktur lingkar atom
karbon.
Senyawa
alisiklik : senyawa siklik
yang mempunyai
sifat-sifat seperti
senyawa alifatik.
Senyawa
aromatik : senyawa
siklik yang
tersusun oleh
beberapa atom karbon
membentuk segi lima, segi enam secara beraturan
dan mempunyai ikatan rangkap yang
terkonjugasi dengan ketentuan :
tiap atom dalam cincin harus mempunyai orbital p yang
tersedia
untuk
pengikatan, bentuk
cincin
harus datar, harus
terdapat (4n+2) elektron π dalam
cincin
itu (aturan Huckel)
PENGGOLONGAN SENYAWA KARBON
SIKLIK
ALIFATIK
HOMOSIKLIK
HETEROSIKLI
|
POLISIKLIK
Alkena CnH2n
ALISIKLIK
Con
MATIK
Con
Con
Cont
Alkuna
Alkohol R-OH Eter
R-O-R’
Aldehid
Keton
Asam
Karboksilat
Ester
|
Asil halida
Amida
Amina
R-NH2
DASAR-DASAR REAKSI ORGANIK
Tipe Reaksi Organik
Reaksi-reaksi
senyawa organik
digolongkan dalam
beberapa tipe,
yaitu:
1. Reaksi substitusi
a. Reaksi substitusi nukleofilik
unimolekuler (SN1)
b. Reaksi substitusi nukleofilik
bimolekuler (SN2)
c. Reaksi substitusi nukleofilik
internal (SNi)
d. Reaksi substitusi elektrofilik (SE)
2. Reaksi adisi
a.
Reaksi anti adisi b.
Reaksi sin adisi
3. Reaksi eliminasi
a. Reaksi eliminasi a (eliminasi
1,1)
b. Reaksi eliminasi b (eliminasi 1,2)
4. Reaksi penataan ulang (rearrangement)
5. Reaksi radikal.
Aspek-aspek
dasar dalam reaksi senyawa organik
Pemutusan ikatan
Proses pemutusan ikatan terjadi dengan dua cara, yaitu:
1. Pemutusan homolisis,
yaitu pemutusan ikatan dimana
masing-masing atom membawa
elektron dalam jumlah yang
sama
(simetris), sehingga membentuk radikal. Radikal
bebas bersifat sementara dan sangat reaktif, sehingga cepat bergabung membentuk molekul kembali.
Pemutusan homolisis
terjadi karena adanya energi
panas atau cahaya
Contoh :
Cl2 dapat digambarkan
Cl
–
Cl,
atau
Cl
: Cl, pemutusan
homolisis dapat digambarkan sebagai berikut:
2.
Pemutusan heterolisis
Pemutusan heterolisis terjadi
apabila hanya
salah
satu
atom
yang
membawa elektron, sedangkan atom yang lain tidak membawa elektron (asimetris). Atom yang
membawa sepasang elektron akan bermuatan negatif, sedangkan atom yang tidak membawa
elektron bermuatan positif. Pemutusan heterolisis molekul AB
dapat terjadi dalam dua
cara, yaitu:
a. Jika elektronegativitas A lebih besar dari B, pemutusan heterolisis dapat
digambarkan:
b. Jika elektronegativitas B lebih besar dari A, pemutusan heterolisis dapat
digambarkan sebagai berikut:
Karbonium (karbokation) dan karbanion (karboanion)
Pemutusan heterolisis ikatan C-X senyawa
karbon dapat terjadi
dengan dua cara:
|
1. Apabila
elektronegativitas
X
lebih
besar
dari C,
maka akan
terjadi karbonium (struktur dimana atom C memiliki muatan formal +1, hal ini
R adalah
atom hidrogen, gugus alkil atau fenil, sedangkan X adalah unsur halogen (Cl,
Br,
I).
2. Apabila elektronegativitas X lebih kecil dari C, maka akan terjadi
karbanion ( struktur
dimana atom C memiliki muatan formal –1, hal ini berarti
atom C memiliki orbital
isi dua)
Nukleofil dan elektrofil
Pada proses heterolisis akan terjadi
nukleofil dan
elektrofil.
a. Nukleofil adalah spesies (atom / ion/ molekul) yang kaya elektron, sehingga dia tidak
suka
akan
elektron tetapi suka akan nukleus (inti yang kekurangan elektron).
Contoh nukleofil:
b. Elektrofil adalah spesies (atom / ion / molekul) yang kekurangan elektron, sehingga
ia suka akan elektron.
Contoh elektrofil:
Menurut konsep asam basa Lewis nukleofil adalah suatu basa, sedangkan
elektrofil
adalah suatu asam.
Reaksi
senyawa karbon pada dasarnya adalah reaksi antara suatu nukleofil dengan suatu elektrofil.
Reaksi Substitusi
Reaksi substitusi terjadi apabila sebuah atom atau gugus yang
berasal dari
pereaksi menggantikan sebuah atom atau gugus dari molekul yang bereaksi. Reaksi substitusi
dapat terjadi
pada atom karbon jenuh atau tak jenuh.
1.
Reaksi
substitusi
nukleofilik
Pada
reaksi substitusi nukleofilik atom/ gugus yang
diganti mempunyai elektronegativitas lebih
besar
dari atom C, dan atom/gugus pengganti adalah suatu
nukleofil, baik
nukleofil netral
atau nukleofil
yang bermuatan negatif.
Reaktivitas relatif dalam reaksi substitusi nukleofilik dipengaruhi oleh reaktivitas nukleofil, struktur alkilhalida dan sifat dari gugus terlepas. Reaktivitas nukleofil
dipengaruhi oleh basisitas, kemampuan mengalami polarisasi, dan
solvasi.
2. Reaksi substitusi elektrofilik
Benzena memiliki rumus molekul C6H6, dari rumus molekul tersebut seyogyanya benzena termasuk golongan senyawa
hidrokarbon tidak jenuh. Namun ternyata benzena
mempunyai sifat kimia yang berbeda
dengan senyawa hidrokarbon tidak jenuh. Beberapa
perbedaan sifat benzena dengan senyawa hidrokarbon tidak jenuh adalah diantaranya
bahwa benzena tidak mengalami
reaksi adisi melainkan mengalami reaksi
substitusi.
Pada
umumnya
reaksi yang
terjadi
terhadap molekul
benzena adalah reaksi substitusi
elektrofilik,
hal ini disebabkan karena
benzena merupakan molekul
yang kaya elektron
Ada 4 macam reaksi substitusi elektrofilik terhadap senyawa aromatik,
y a i t u :
Reaksi Adisi
Reaksi adisi terjadi pada senyawa tak jenuh. Molekul tak jenuh dapat
menerima tambahan atom atau gugus dari suatu pereaksi. Dua contoh pereaksi yang
mengadisi
pada ikatan rangkap
adalah brom
dan
hidrogen.
Adisi brom biasanya merupakan reaksi cepat, dan sering dipakai sebagai uji kualitatif untuk mengidentifikasi ikatan rangkap dua
atau rangkap tiga.
Reaksi
adisi
secara umum
dapat digambarkan
sebagai berikut:
1. Adisi
elektrofilik
Tahap reaksi
adisi
elektrofilik
adalah:
- Tahap 1: serangan terhadap
elektrofil
E+yang terjadi
secara
lambat,
- Tahap 2 : serangan nukleofil
terhadap karbonium,
Sebagai
contoh
apabila etena bereaksi
dengan HBr
,
mekanisme reaksi
mengikuti langkah sebagai
berikut:
2. Adisi
nukleofilik
Tahap reaksi
adisi
nukleofilik adalah:
Adisi nukleofilik ini khusus untuk HX terhadap senyawa C =
C –
Z, dimana Z adalah CHO, COR,
COOR, CN, NO2, SO2R, gugus ini mendominasi delokalisasi elektron pada senyawa intermediet.
Contoh: bagaimana mekanisme reaksi : CH2=CH-CH=O + Nu- + HZ?
Dari
resonan 1
:
Dari
resonan 2:
Reaksi Eliminasi
Reaksi eliminasi
adalah kebalikan dari
reaksi adisi.
Dalam reaksi ini
terjadi penghilangan 2 atom atau gugus untuk membentuk ikatan rangkap atau struktur
siklis.
Kebanyakan reaksi eliminasi menyangkut kehilangan atom bukan karbon.
1. Reaksi
eliminasi b
Bila alkilhalida yang mempunyai atom Hb direaksikan dengan basa kuat, akan
terjadi
reaksi eliminasi dan terbentuk
alkena.
Karena proton yang dihilangkan terletak pada kedudukan b terhadap halogen, maka reaksi ini disebut eliminasi b. Bila
X adalah halogen, maka reaksi ini disebut dehidrohalogenasi. Eliminasi dapat pula terjadi
bila X adalah gugus lepas yang baik,
misalnya –OSO2R, -SR2 dan
-SO2R.
Sebagai
contoh:
2. Eliminasi
a
Reaksi eliminasi a terjadi jika 2 atom atau gugus yang dihilangkan berasal dari atom karbon yang
sama. Misalnya t-butoksida akan menghilangkan proton dari tribromometan (bromoform). Selanjutnya tribromo karbanion akan kehilangan ion bromida,
sehingga terbentuk dibromokarbena, suatu intermediet yang
sangat reaktif,
yang dapat ditangkap (trapped)
dengan sikloheksena.
REAKSI PENATAAN ULANG
Reaksi penataan ulang dapat berlangsung melalui intermediet, terutama kation-kation, anion-anion atau radikal-radikal. Sebagai contoh adalah penataan ulang yang melibatkan karbokation, kation 1-propilium dapat mengalami penataan ulang menjadi kation 2-propilium, yaitu dengan perpindahan satu atom hidrogen dengan pasangan elektronnya (geseran hidrida) dari C2 ke karbon C1 karbokationiknya.
Hal ini merupakan petunjuk bahwa kemantapan karbokation
sekunder
lebih besar daripada primer, tetapi geseran dalam arah yang berlawanan dapat berlangsung, asalkan dimungkinkan untuk mencapai kemampuan delokalisasi yang
labih besar pada sistem orbital p suatu cincin benzena. Berikut ditunjukkan terjadinya penataan ulang dari
karbokation tersier ® sekunder.
Setelah terbentuknya karbokation, penyerangan oleh EtOH dapat terjadi pada C1 dan
C2, dan ternyata diperoleh campuran dari kedua
eter tersebut.
REAKSI RADIKAL
Reaksi-reaksi yang melibatkan radikal amat banyak terjadi dalam bentuk gas, pembakaran senyawa organik hampir selalu merupakan reaksi radikal. Reaksi radikal
juga dapat berlangsung dalam larutan, terutama
jika dilakukan dalam pelarut nonpolar,
serta terkatalisis
oleh cahaya atau
terjadi
penguraian
serentak
zat-zat
kimia yang diketahui akan menghasilkan radikal itu sendiri, yakni peroksida organik. Ciri khas lain untuk reaksi radikal adalah bahwa
begitu mulai terjadi, reaksi akan berjalan amat cepat
akibat berlangsungnya reaksi-rantai-cepat yang
hanya sedikit memerlukan energi, misalnya pada halogenasi
alkana:
Merupakan ciri khas pula bahwa
reaksi radikal semacam ini dapat dihambat dengan adanya pemasukan suatu bahan yang
dapat bereaksi dengan radikal, misalnya
fenol, kinon, difenilamina. Bahan-bahan ini dapat dipakai untuk menghentikan suatu
reaksi radikal yang tengah berlangsung, sehingga
bahan ini
disebut
penghenti/terminator.
PERTANYAAN
1. Benzena memiliki rumus molekul C6H6, dari rumus molekul tersebut seyogyanya benzena termasuk golongan senyawa hidrokarbon tidak jenuh. Namun ternyata benzena mempunyai sifat kimia yang berbeda dengan senyawa hidrokarbon tidak jenuh yaitu, benzena tidak mengalami reaksi adisi melainkan mengalami reaksi substitusi. Apa yang menyebabkan terjadinya hal tersebut?
2. Apa yang menyebabkan terjadinya kabokation dan karboanion?
PERTANYAAN
1. Benzena memiliki rumus molekul C6H6, dari rumus molekul tersebut seyogyanya benzena termasuk golongan senyawa hidrokarbon tidak jenuh. Namun ternyata benzena mempunyai sifat kimia yang berbeda dengan senyawa hidrokarbon tidak jenuh yaitu, benzena tidak mengalami reaksi adisi melainkan mengalami reaksi substitusi. Apa yang menyebabkan terjadinya hal tersebut?
2. Apa yang menyebabkan terjadinya kabokation dan karboanion?
Hai Ferdinan
BalasHapusSaya ERIKA SIMARE MARE,NIM RRA1C114001 akan mencoba membantu menjawab pertanyaan yang nomor 2.
Berdasarkan sumber bacaan saya di internet jawaban singkat yang saya dapat yaitu Karbonium (karbokation) dan karbanion (karboanion)
Pemutusan heterolisis ikatan C-X senyawa karbon dapat terjadi dengan dua cara:
1. Apabila elektronegativitas X lebih besar dari C, maka akan terjadi karbonium (struktur dimana atom C memiliki muatan formal +1, hal ini berarti atom C memiliki orbital kosong) R adalah atom hidrogen, gugus alkil atau fenil, sedangkan X adalahunsur halogen (Cl, Br, I).
2. Apabila elektronegativitas X lebih kecil dari C,maka akan terjadi karboanion (struktur dimana atom C memiliki muatan formal -1,hal ini berarti atom C memiliki orbital isi 2)
Semoga Membantu
OK. Trimakasih atas bantuanya
Hapussaya RATIA FATMIE WILANDA, NIM RSA1C114007 akan mencoba membantu menjawab pertanyaan nomor satu.
BalasHapusBenzena merupakan senyawa tak jenuh (memiliki ikatan rangkap) yang lebih mudah mengalami reaksi substitusi daripada reaksi adisi. Hal ini terjadi karena adanya resonansi yang menyebabkan elektron pada senyawa benzena selalu berpindah-pindah.
Ikatan rangkap merupakan kumpulan elektron. Jika suatu pereaksi, seperti bromin atau asam halida direaksikan dengan benzena, kumpulan elektron pada ikatan rangkap benzena akan terdelokalisasi ke ikatan tunggal sehingga ikatan tunggal tersebut berubah menjadi ikatan rangkap. Hal ini berlangsung terus-menerus sehingga menyulitkan terjadinya reaksi adisi.
Trimakasih, sangat membantu
HapusNama saya Ririn Eka Yuliana dengan NIM RSA1C114012 akan mencoba menanggapi permasalahan dari ferdinan yang no 1.
BalasHapusMenurut literatur alasan mengapa benzena sulit mengalamai reaksi adisi yaitu dikarenakan kestabilan cincin benzena secara kuantitatif dapat dilihat dari panas hidrogenasi dan pembakarannya. Dimana harga panas hidrogenasi dan pembakaran benzena lebih rendah daripada harga perhitungannya. Panjang ikatan karbon karbon pada benzena adalah sama dan merupakan intermediet dari panjang ikatan tunggal dan ikatan rangkap. Jadi ikatan karbon pada benzena sangat sulit terputus sehingga sangat tidak mudah mengalami reaksi adisi.
Terimakasih semoga membantu ya :)
Trimakasih, komentnya sangat membantu
Hapus